Daur Hidup Kebudayaan, Oswald Pareto
Manusia merupkan makhluk sosial dan rasional, serta berakal budi. Oleh karena itu manusia mebutuhkan sosialisasi untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Dalam sistem interaksi mnausia meiliki symbol atau bahasa dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Sehingga dari sistem tersebut terciptalah yang namanya budaya/ kebudayaan. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan budi. Kebudayaan adalah segala yang dihasilkan oleh manusia berdasarkan kemampuan akalnya. Dalam bahasa Inggris kebudayaan diartikan culture yang berasal dari bahasa Latin colere. Yang berarti segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Spengler dalam bukunya The Decline of The West, New York: Alfred A. Knopf.Inc.,1926 mengartikan Kebudayaan sebagai organisme dan sejarah dunia merupakan biografi kelektif kebudayaan. Sehingga nampaklah bahwa budaya selalu bersifat integrative, karena setiap budaya selalu adalah terpisah satu sama lain. Sejarah hidupnya juga terpisah. Sedangkan apabila terjadi hubungan maka hubungan tersebut dianggap kurang penting dan berlaku secara kebetulan. Sebab setiap kebudayaan yang bebasaSebab setiap kebudayaan yang bebasaupakan milik sekumpulan orang yang berpetualang satu filsafat hidup. Oleh karena itu, setiap bangsa memiliki sistem kebudayaan dan sejarah masing-masing dalam proses perkembangannya. Perkembangan kebudayaan mengalami perubahan-perubahan seoring dengan keinginan dan kebutuhan manusia yang selalu berubah-ubah.
Spengler (856-1936) menegaskan bahwa setiap budaya memiliki gaya atau etos tersendiri, yang berbeda dari budaya lainnya. Budaya digambarkan sebagai suatu organisme seperti halnya para individu yang berkembang mellaui tahapan, yaitu anak-anak-remaja-dewasa dan orang tua. Sedangkan peradaban civilization ialah bagian terakhir dari perkembangan setiap kebudayaan. Dengan konsep budaya yang bersifat organic, yang pada uunya terdapat delapan kebudayaan, mesir, mesopotaia, hindu, cina, klasik (Appolonian), Arab, mayan dan kebudayaan Barat (faustian). Spengler mengemukaan setiap kebudayaan memiliki jangka waktu hisup selama 1.000 tahun dan banyak budaya mati atau mulai mati karena pengaruh negative peradaban kota. Suatu kebudayaan merupakan proses kemajuan, progress, dan kemunduran, regress, yang tidak dapat dihindari geraknya.
Sirkulasi Elit, wilfredo Pareto
Elit merupakan sebutan nama penggolongan kelas rengking teratas dalam bidang aktifitasnya. Teori Pareto (1848-1923) itu merupakan suatu teori lingkaran tentang perubahan sosial yang membahas tentang beberapa tahapan atau peredaran tertentu yang akan dilewati lebih dari sekali atau berulang kali oleh setiap budaya.
Studi tentang keseimbangan sosial, kelas elit dibagi menjadi dua kelas yaitu mereka yang memainkan peranan secara langsung dan secara tidak langsung dalam pemerintahan. Oleh karena itu, Pareto membagi masyarakat kedalam dua bagian start, starta bawah dan starta atasan dan starta atas dibagi menjadi dua kategori yaitu governing elite atau elit yang memerintah menteri, senator, ketua pengadilan dan jenderal, dan non governing elite atau elit bukan yang memerintah tetapi memiliki hubungan dan pengaruh nyata terhadap elit yang memerintah.
Pareto menyatakan bahwa terdapat kecenderungan bagi dua jenis elit speculator yang bisa membinan perubahan cepat dalam masyarakat, dan rentiers , yaitu mereka yang mengacu perubahan secara perlahan-lahan untuk secara bergilir memegang posisi kekuasaan polotik. Ketika suatu elit memerintah dalam jangka waktu tertentu maka unsure-unsur superior makna berakumulasi dalam kelas-kelas yang memerintah. Sebaliknya unsure-unsur inferior berkembang dalam kelas-kelas yang diperintah.. sehingg aketika masing-masing melakukan kesalahan akan sangat membuka jalan bagi masing-masing golongan mencari kekuasaan.
Sehingga nampak jelas keseibangan sosial memaparkan suatu teori sklus atau peredaran tentang perubahan sosial. Yaitu yang dibagi atas dua tahap siklus dengan cirri dominasi sikap-sikap konservativ atau yang progressive. Sehingga sejarah adalah tanah untuk aritokrasa, analisis tentang peredaran elit telah memperoleh perhatian kuat para ilmuwan sosial yang amelalukan kajian fuingsi kelas yang memerintah dan kelompok elit lainnya. (seperti dalam buku yang ditulis Mosca, The ruling class (1962) dan C.w.Willis the power Elite (1959). Sehingga sistem sosial selalu mengarah kepada keseimbangan atau pemulihan setelah terjadi pergolakan. Dengan saling pengaruh-mempengaruhi untuk tetap tercapainya suatu keseimbangan.
Menurut Pareto seluruh sejarah politik khususnya sejarah revolusi mebuktikan bahwa revolusi dan politik tidaak dibuat dan dikemudikan satuan rakyat biasa tetapi segelintir orang-orang tertentu saja. Sehingga perubahan politik pada dasarnya hanaya merupakan pergantian kaum elit tang berkuasa. Sedangkan partisipasi rakyat biasa tidak lebih dari hura-hura semata dan berteriak-teriak dijalanan. Dan revolusi datang melalui akumulasi starta atas suau masyarakat. Sehingga starta bawah pada umumnya dipandu oleh starta atas.
Perebutan kekuasaan dengan cara kasar/ menggunakan kekuatan fisik disebut the Lions. Sedangkan kekuasaan yang menggunakan taktik disebut dengan the foxes. Sehingga teori Paleto hanya kertukak pada kekuasaan. Karena pada saat tertentu manusia mengalami pergeseran kepemimpinan dan penyusunan kembali unsure yang sudah adasebelumnya. Sehingga keadaan tersebut buklanlah merupakan perubahan tetapi pengulangan.
Manusia merupkan makhluk sosial dan rasional, serta berakal budi. Oleh karena itu manusia mebutuhkan sosialisasi untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Dalam sistem interaksi mnausia meiliki symbol atau bahasa dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Sehingga dari sistem tersebut terciptalah yang namanya budaya/ kebudayaan. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan budi. Kebudayaan adalah segala yang dihasilkan oleh manusia berdasarkan kemampuan akalnya. Dalam bahasa Inggris kebudayaan diartikan culture yang berasal dari bahasa Latin colere. Yang berarti segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Spengler dalam bukunya The Decline of The West, New York: Alfred A. Knopf.Inc.,1926 mengartikan Kebudayaan sebagai organisme dan sejarah dunia merupakan biografi kelektif kebudayaan. Sehingga nampaklah bahwa budaya selalu bersifat integrative, karena setiap budaya selalu adalah terpisah satu sama lain. Sejarah hidupnya juga terpisah. Sedangkan apabila terjadi hubungan maka hubungan tersebut dianggap kurang penting dan berlaku secara kebetulan. Sebab setiap kebudayaan yang bebasaSebab setiap kebudayaan yang bebasaupakan milik sekumpulan orang yang berpetualang satu filsafat hidup. Oleh karena itu, setiap bangsa memiliki sistem kebudayaan dan sejarah masing-masing dalam proses perkembangannya. Perkembangan kebudayaan mengalami perubahan-perubahan seoring dengan keinginan dan kebutuhan manusia yang selalu berubah-ubah.
Spengler (856-1936) menegaskan bahwa setiap budaya memiliki gaya atau etos tersendiri, yang berbeda dari budaya lainnya. Budaya digambarkan sebagai suatu organisme seperti halnya para individu yang berkembang mellaui tahapan, yaitu anak-anak-remaja-dewasa dan orang tua. Sedangkan peradaban civilization ialah bagian terakhir dari perkembangan setiap kebudayaan. Dengan konsep budaya yang bersifat organic, yang pada uunya terdapat delapan kebudayaan, mesir, mesopotaia, hindu, cina, klasik (Appolonian), Arab, mayan dan kebudayaan Barat (faustian). Spengler mengemukaan setiap kebudayaan memiliki jangka waktu hisup selama 1.000 tahun dan banyak budaya mati atau mulai mati karena pengaruh negative peradaban kota. Suatu kebudayaan merupakan proses kemajuan, progress, dan kemunduran, regress, yang tidak dapat dihindari geraknya.
Sirkulasi Elit, wilfredo Pareto
Elit merupakan sebutan nama penggolongan kelas rengking teratas dalam bidang aktifitasnya. Teori Pareto (1848-1923) itu merupakan suatu teori lingkaran tentang perubahan sosial yang membahas tentang beberapa tahapan atau peredaran tertentu yang akan dilewati lebih dari sekali atau berulang kali oleh setiap budaya.
Studi tentang keseimbangan sosial, kelas elit dibagi menjadi dua kelas yaitu mereka yang memainkan peranan secara langsung dan secara tidak langsung dalam pemerintahan. Oleh karena itu, Pareto membagi masyarakat kedalam dua bagian start, starta bawah dan starta atasan dan starta atas dibagi menjadi dua kategori yaitu governing elite atau elit yang memerintah menteri, senator, ketua pengadilan dan jenderal, dan non governing elite atau elit bukan yang memerintah tetapi memiliki hubungan dan pengaruh nyata terhadap elit yang memerintah.
Pareto menyatakan bahwa terdapat kecenderungan bagi dua jenis elit speculator yang bisa membinan perubahan cepat dalam masyarakat, dan rentiers , yaitu mereka yang mengacu perubahan secara perlahan-lahan untuk secara bergilir memegang posisi kekuasaan polotik. Ketika suatu elit memerintah dalam jangka waktu tertentu maka unsure-unsur superior makna berakumulasi dalam kelas-kelas yang memerintah. Sebaliknya unsure-unsur inferior berkembang dalam kelas-kelas yang diperintah.. sehingg aketika masing-masing melakukan kesalahan akan sangat membuka jalan bagi masing-masing golongan mencari kekuasaan.
Sehingga nampak jelas keseibangan sosial memaparkan suatu teori sklus atau peredaran tentang perubahan sosial. Yaitu yang dibagi atas dua tahap siklus dengan cirri dominasi sikap-sikap konservativ atau yang progressive. Sehingga sejarah adalah tanah untuk aritokrasa, analisis tentang peredaran elit telah memperoleh perhatian kuat para ilmuwan sosial yang amelalukan kajian fuingsi kelas yang memerintah dan kelompok elit lainnya. (seperti dalam buku yang ditulis Mosca, The ruling class (1962) dan C.w.Willis the power Elite (1959). Sehingga sistem sosial selalu mengarah kepada keseimbangan atau pemulihan setelah terjadi pergolakan. Dengan saling pengaruh-mempengaruhi untuk tetap tercapainya suatu keseimbangan.
Menurut Pareto seluruh sejarah politik khususnya sejarah revolusi mebuktikan bahwa revolusi dan politik tidaak dibuat dan dikemudikan satuan rakyat biasa tetapi segelintir orang-orang tertentu saja. Sehingga perubahan politik pada dasarnya hanaya merupakan pergantian kaum elit tang berkuasa. Sedangkan partisipasi rakyat biasa tidak lebih dari hura-hura semata dan berteriak-teriak dijalanan. Dan revolusi datang melalui akumulasi starta atas suau masyarakat. Sehingga starta bawah pada umumnya dipandu oleh starta atas.
Perebutan kekuasaan dengan cara kasar/ menggunakan kekuatan fisik disebut the Lions. Sedangkan kekuasaan yang menggunakan taktik disebut dengan the foxes. Sehingga teori Paleto hanya kertukak pada kekuasaan. Karena pada saat tertentu manusia mengalami pergeseran kepemimpinan dan penyusunan kembali unsure yang sudah adasebelumnya. Sehingga keadaan tersebut buklanlah merupakan perubahan tetapi pengulangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
JAZAKUMULLAH KHAIR
YAA.., ATAS KUNJUNGANNYA DAN KOMENTARNYA
I WISH YOU LUCK