Minggu, 18 Juli 2010

LANDASAN FILOSOFI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Uraikan proses pemberdayaan yang ditawarkan Freire?

Paulo Freire, 1973 dalam Azis Muslim, (2009; 7-11), menjabarkan proses pemberdayaan yang yang ditawarkan dan diibaratkan sebuah pendidikan melalui 2 hal yaitu:

a. Pembebasan


Pendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan realitas hidup manusia dan dirinya sendiri. Yaitu pendidikan yang membuat manusia berani membicarakan masalah-masalah lingkungannya dan turun tangan dalam lingkungan tersebut. Dan bukan pendidikan yang menjadikan manusia patuh kepada keputusan-keputusan orang lain.
Oleh karena itu, pendidikan harus melibatkan 3 (tiga) unsure yaitu guru, murid dan realitas dunia. Guru dan murid adalah merupakan subyek yang sadar (cognitive) dan yang realitas dunia adalah obyek yang tersadari atau disadari (cognizable).

Proses pendidikan merupakan suatu daur bertindak dan berfikir yang berlangsung terus menerus. Dengan daur belajar seperti ini, setiap anak didik secara langsung dilibatkan dalan masalah-masalah realitas dunia dan keberadaan mereka didalamnya. Karena itu pendidikan ini juga disebut pendidikan hadap masalah. Anak didik menjadi subyek yang belajar, subyek yang bertindak dan berfikir, dan pada saat bersamaan berbicara menyatakan hasil tindakan dan buah pikirannya. Begitu juga sang guru. Jadi murid dan guru saling belajar satu sama lain dan saling memanusiakan. Dalam hal ini guru mengajukan bahan untuk pertimbangan oleh murid dan di diskusikan bersama sang guru. Hubungan keduanyapun menjadi subyek-subyek, bukan sunyek-obyek. Obyeknya adalah realitas yang ada. Sehingga terciptanya suasana dialogis yang bersifat intersubyek untuk memahami suatu onyek bersama.
Dari model pembebasan Freire tersebut, implikasinya terhadap pengembang masyarakat adalah pengembang masyarakat tidak membua program begitu saja tanpa mengajak bicara dengan warga masyarakat. Oleh karena itu, kalau banyak proyek yang tidak bisa dirasakan oleh masyarakat maka program itu hanya dirumuskan oleh pengembang tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat tetapi hanya mementingkan kebutuhannya sendiri.

b. Penyadaran

Pembebasan dan pemanusiaan manusia, hanya bisa dilaksanakan, jika seseorang telah menyadari realitas dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Seseorang yang tidak menyadari realitas dirinya dan duia sekitarnya, tidak akan pernah mampu mengenli apa yang sesungguhnya ingin dicapai. Memahami realitas diri dan dunia sekitar adalah merupakan fitroh kemanusiaan dan pemahaman itu sendiri adalah penting baginya.
Dengan kata lain, proses asal yang dianggap paling penting adalah “penyadaaaran” (konsientisasi) seseorang pada realitas dirinya dan dunia sekitarnya. Oleh karena itu pendidikan Freire disebut juga pendidikan penyadaran, atau metode konsientisasi.
Karena pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus mulai dan mulai lagi, maka proses penyadaran merupakan proses yang inheren dalam keseluruhan proses pendidikan itu sendiri. Dunia kesadaran seseorang memang tidak boleh berhenti dan mandeg, ia mesti berproses terus, berkembang dari satu tahap ketahap berikutnya, dari tingkat kesadaran naif sampai ketingkat kesadaran kritis.
Dalam teorinya Freire menyebutkan macam-macam tingkat kesadaran, yaitu:
a. Tingkat kesadaran terendah disebut intransitive consciosness. Yaitu perhatiannya terikat pada kebutuhan pokok, terikat pada kebutuhan jasmani dan tidak sadar akan sejarah, tenggelam dalam masa kini yang menindas.
b. Semi intrasitivy atau magical consciosness. Dalam level ini orang meninternalisasikan nilai-nilai negatif dan sangat terpengaruh oleh emosi.
c. Naive consciosness dimana orang mulai mempertanyakan tentang situasi hidup tetapi naif dan primitif.
d. Critical consciosness yaitu merupakan tahap yang dicapai melalui proses penyadaran yang ditandai dengan kedalaman menafsirkan masalah-masalah, percaya diri dalam diskusi-diskusi, kemampuan menerima dan menolak untuk mengelak dari tanggung jawab.
Hal ini karena belajar adalah proses dimana orang bergerak maju dari tingkat kesadaran yang lebih rendah menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi


2. Uraikan apa yang dimaksud dengan, landasan normative, landasan filosofis dan landasan teoritis pengembangan masyarakat?

a. Landasan Normative dalam Pemberdayaan Masyarakat

Norma adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana seseorang harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankannya, dan perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari.
Landasan normative sama dengan landasan ilmiah atau dasar yang digunakan sebagai dasar dalam pengembangan masyarakat yang mengarah kepada perubahan dan perbaikan atau peningkatan kesejahteraan yang telah lama ada. Adapun landasan normative yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah Al-Qur’an dan Hadits. Dengan tokoh pembaharuannya adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasalam.
Adapun pokok-pokok pengembangan masyarakat yang diajarkan beliau adalah
Perubahan itu dimulai dari diri pribadi
Perubahan itu mengarah kepada perbaikan hidup
Perubahan itu memerlukan waktu
“musyawarah” sebagai cara untuk mencapai perubahankabar gembira (kesejahteraan hidup yang baik) dan penyadaran adalah materi pengembangan

b. Landasan Filosofis dalam Pemberdayaan Masyarakat

Yaitu landasan atau dasar pengembangan masyarakat yang ditinjau dari segi filosofisnya. Sehingga paradigma pengembangan masyarakat yang kurang berorientasi pada potensi dan kemandirian sumber daya manusia akan menyebabkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan masyarakat.
Oleh karena itu, untuk mengangkat masyarakat dari derajat yang paling rendah tersebut, maka model pengembangan masyarakat harus diubah yakni model yang dapat member peluang besar bagi masyarakat untuk berkreasi dalam rangka mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya sendiri (Moeljarto, 2002 dalam Azis Muslim, (2009; 26).
Secara filosofis, model pengembangan masyarakat semestinya diarahkan pada;
Memandang manusia/masyarakat sebagai focus dan sumber utama pengembangan
Menjadikan musyawarah sebagai metode kerjanya
Penyadaran dan pembebasan sebagai proses
Kesejahteraan hidup sebagai tujuan akhir.

c. Landasan Teoritis dalam Pengembangan Masyarakat

Yaitu landasan/dasar pengembangan masyarakat yang ditinjau secara teoritis para pakar pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, secara garis besar teori perubahan sosial dalam pengembangan masyarakat diklarifikasi menjadi 3 (tiga) kelompok, antara lain;
Teori-teori yang memandang perubahan sosial dan pengembangan masyarakat sebagai suatu proses diferensiasi dan integrasi,
Teori-teori perubahan sosial yang memandang perubahan dan pengembangan masyarakat sebagai suatu proses perubahan dan pembentukan nilai-nilai modern,
Teori perubahan sosial yang melihat perubahan dan pengembangan masyarakat terjadi secara radikal

3. Uraikan apa yang dimaksud dengan kemiskinan absolute dengan kemiskinan relative!

a. Kemiskinan absolute
Yaitu apabila tingkat pendapatannya di bawah “garis kemiskinan” atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum, antara lain kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
Bank Dunia menetapkan bahwa garis batas kemiskinan adalah US $ 50 perkapita pertahun untuk pedesaan dan US $ 75 perkapita per tahun untuk perkotaan.
Prof. Sayogya mengembangkan standar kebutuhan pokok berdasarkan atas kebutuhan beras dan gizi. Golongan paling miskin pendapatannya 240 kg atau kurang beras perkapita pertahun. Golongan miskin sekali pendapatannya 240 hingga 360 kg beras perkapita per tahun. Golongan miskin pendapatannya lebih dari 360 kg tetapi kurang dari 480 kg beras perkapita pertahun.

b. Kemiskinan relative
Yaitu kondisi dimana pendapatannya berada pada posisi di atas garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah dibanding pendapatan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan relative dibedakan menjadi dua yaitu
Kemiskinan cultural yaitu karena mengacu kepada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif; meskipun ada usaha dari pihak luar untuk membantunya
Kemiskinan structural yaitu kondisi atau situasi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan. Soetandyo wignjosoebroto dalam “Kemiskinan Struktural: Masalah dan Kebijakan” Suyanto (1995:59) mendifinisikan “Kemiskinan stuktural adalah kemiskinan yang ditengarai atau didalihkan bersebab dari kondisi struktur, atau tatanan kehidupan yang tak menguntungkan karena tatanan itu tak hanya menerbitkan akan tetapi (lebih lanjut dari itu!) juga melanggengkan kemiskinan di dalam masyarakat.

4. Uraikan bagaimana mengatasi kemiskinan absolute melalui pendidikan!

Untuk mengatasi kemiskinan absolute melalui jalur pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan person in environment dan person in situation dengan strategi penigkatan kemampuan orang miskin dalam menjalankan tugas kehidupan sesuai statusnya. Seperti dianalogikan dengan strategi pemberian ikan dan kail, sehingga strategi pengentasan kemiskinan tidak hanya bermatra indivisual, yakni dengan memberikan ikan adan memberikan kail kepada si miskin. Akan tetapi dengan;
a. Memberikan keterampilan menangkap ikan yang baik,
b. Menghilangkan dominasi kepemilikan kolam ikan olehkelompok elit dala masyarakat, dan
c. Mengusahakan perluasan akses pemasaran bagi penjualan ikan.

5. Buatlah contoh pengembangan yang berpusat pada nelayan/masyarakat!

Program pemberdayaan wanita pesisir. Kenapa wanita karena wanita nelayan adalah suatu istilah untuk wanita yang hidup di lingkungan keluarga nelayan, baik sebagai istri maupun anak dari nelayan pria. Kaum wanita di keluarga nelayan umumnya terlibat dalam aktivitas mencari nafkah untuk keluarganya. Selama ini wanita nelayan bekerja menjadi pengumpul kerang-kerangan, pengolah hasil ikan, pembersih perahu yang baru mendarat, pengumpul nener, membuat/memperbaiki jaring, pedagang ikan dan membuka warung. Namun peran wanita di lingkungan nelayan ini belum dianggap berarti, sebagai penghasil pendapatan keluarga pun dianggap income tambahan. Selain itu wanita nelayan pun menanggung resiko tinggi akibat tingginya kecelakaan kerja di usaha penangkapan ikan laut ini.
Salah satu cara pemberdayaan wanita ini melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Pendidikan di sini dapat berupa pendidikan formal melalui jalur sekolah untuk generasi muda nelayannya, selain itu melalui pendidikan non formal berupa penyuluhan atau pelatihan, juga melalui pendidikan informal berupa ceramah-ceramah di kalangan pengajian atau arisan, juga melalui percakapan-percakapan informal lainnya yang berupa informasi-informasi. Di sinilah peran wanita nelayan sangat penting di dalam menyampaikan informasi tentang pemanfaatan secara lestari sumber daya alam (SDA) kepada generasi mudanya.

Salah satu cantoh kasus adalah potensi sumberdaya kelautan dan perikanan di Pesisir Selatan yang cukup besar. Hasil tangkapan nelayan yang beraneka jenis kemudian potensi perairannya yang cukup ideal untuk budidaya rumput laut yang juga sudah mulai berkembang.

Melihat peluang yang cukup besar tersebut, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi dan DKP Pesisir Selatan, telah memulai dengan mengadakan pelatihan dan pemberdayaan wanita nelayan di kawasan sentra produksi penangkapan ikan dan rumput laut. Menurut Ir. Yosmeri, Kadinas DKP Pesisir Selatan, wanita nelayan merupakan mitra sejajar dan mempunyai hak yang sama dengan kaum pria serta mempunyai peran ganda dalam keluarga. Diakui bahwa pembinaan terhadap wanita nelayan/perempuan pesisir masih sangat kurang karena dengan segala keterbatasan pihak DKP. Namun demikan konstribusi yang diberikan wanita nelayan terhadap peningkatan pendapan keluarga sangat diperlukan.
Dengan mendatangkan sejumlah narasumber sekelompok wanita nelayan dikawasan sentra produksi tersebut pihak DKP telah menggelar acara pemberdayaan wanita nelayan tersebut, dari pelatihan tersebut diharapkan meningktanya ketrampilan wanita nelayan dalam mengolah beraneka hasil laut, meningkatnya usaha-usaha produktif dari hasil laut serta meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan keluarga nelayan
Pelatihan tidak hanya sekedar penyampaian peran wanita nelayan dalam pembangunan, tetapi juga diberikan materi teknis tentang pembuatan stick ikan dan udang, pembuatan bakso ikan dengan aneka hidangan seperti pembuatan kuah sate, kuah bakso, pembuatan abon ikan serta pengolahan asinan/manisan rumput laut, kemudian juga diberikan pelatihan pembuatan cendol sari rumpi dari bahan rumput laut, aneka pembutan dodol rumput laut.

Kegiatan pemberdayaan wanita nelayan melalui pendekatan ekonomi masyarakat dengan mengembangkan potensi wanita nelayan, ternyata dapat menghasilkan berbagai produk unggulan dari potensi kelautan dan dengan pendampingan manajemen dan kewirausahaan serta teknologi tepat guna yang mengarah pada peningkatan mutu atau kualitas produk, tentu hal ini akan semakin meningkatkan peran wanita nelayan tersebut untuk perekonomian keluarga.

Contoh lain adalah wanita nelayan Indonesia dapat dilibatkan dalam usaha pembudidayaan ini, sebagaimana yang telah dilakukan oleh wanita nelayan di India dan Bangladesh. Semuanya ini dapat dilakukan melalui pendidikan non formal berupa penyuluhan-penyuluhan baik kepada nelayan dan wanita nelayan. Penyuluhan kepada wanita nelayan pun harus langsung ditujukan kepada wanita itu sendiri, bukan dengan mewakilkannya kepada kaum prianya.

Rendahnya pendidikan formal yang dimiliki oleh wanita nelayan akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyerapkan informasi yang sering kali disampaikan dengan metode penyampaian yang tidak tepat disamping materi yang terlalu tinggi untuk kemampuan mereka, kadangkala mereka masih banyak yang buta huruf. Pengembangan teknik inilah membutuhkan kerjasama dari para ahli beberapa disiplin ilmu.
Dalam usaha pelestarian alam wilayah pesisir dan laut, sudah seharusnya dilibatkan dan diberdayakan peran wanita nelayan dengan harapan mereka dapat merubah sikap terhadap konservasi alam dan mewujudkannya dalam aksi. Melalui pendidikan informal yang dilakukan wanita nelayan kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya, diharapkan di kemudian hari akan terbentuk generasi muda yang berwawasan lingkungan dengan melakukan pemanfaatan SDA secara lestari. Pendidikan lingkungan tersebut sebaiknya menggunakan landasan keilmuan, teknologi, agama dan kesenian agar lebih menarik perhatian audiens dan membentuk sikap baru yang positif.

PERENCANAAN-PARTISIPATIF

1. Program perencanan pendidikan norformal partisipatif

Perencanaan pembangunan partisipatif adalah perencanaan yang bertujuan melibatkan kepentingan rakyat dan dalam prosesnya melibatkan rakyat (baik langsung maupun tidak langsung). Melibatkan masyarakat secara langsung akan membawa tiga dampak penting yaitu
a. Terhidar dari peluang terjadinya manipulasi. Keterlibatan rakyat akan memperjelas apa yang sebetulnya dikehendaki masyarakat.
b. Memberi nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan. Semakin banyak jumlah mereka yang terlibat akan semakin baik.
c. Meningkatkan kesadaran dan ketrampilan politik masyarakat.
Sehingga contoh perencanaan partisipatif pendidikan non formal harus Melakukan identifikasi kebutuhan mayarakat. Komunikasi dengan masyarakat. Kegiatan non formal yang partisipatif yaitu dengan melibatkan penduduk setempat sebelum melaksanakan kegiatan sehingga kegiatan berlangsung dengan diketahui oleh masyarakat setempat kemudian menyiapkan rencana/proposal pembentukan kegiatan

2. sedangkan perencanaan pendidikan non formal yang tidak partisipatif hanya melibatkan pihak tertentu tanpa melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat sebelumnya. Sehingga hanya memenuhi kebutuhan sendiri. Sehingga masyarakat kurang berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan.

PENGORGANISASIAN

1.Apa yang dimaksud dengan organisasi, dan apa pentingnya buat pembangunan masyarakat?

A.Pengertian Organisasi

1. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)
2. Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)
3. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
4. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein).
5. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu (Griffin, 2002)
6.Organisasi adalah sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama (Ernie&Kurniawan,2005)
7. Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.

B.Pentingnya Organisasi dalam pembangunan masyarakat

Organisasi adalah merupakan salah satu wadah yang ada dimasyarakat untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu organisasi juga mitra kerja pemerintah. Misalnya, dalam memformulasikan kebijakan-kebijakan penting lingkup masyarakat seperti pertanian, nelayan, dll dimana pemerintah melibatkan organisasi untuk memberikan kritik dan saran guna berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat.

Dan pada prinsipnya setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang (sekumpulan orang),
2. Kerjasama,
3. tujuan yang ingin dicapai,

Selain itu, organisasi merupakan sekumpulan orang dan masyarakat adalah pelaku terpenting dalam organisasi. Sehingga masa depan pembangunan masyarakat tergantung pada bagaimana organisasi itu dikelola.
Oleh karena itu, struktur organisai mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam beberapa cara-cara khusus dan penting untuk dipelajari. Karena suatu tujuan dari struktur keorganisasian adalah mengendalikan, menyalurkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai apa yang dianggap menjadi tujuan organisasi.
Secara umun organisasi adalah merupakan wadah atau tempat naungan individu-individu dan manajemen merupakan proses bagaimana mengelola sumberdaya dalam suatu organisasi
Sehingga organisasi merupakan salah satu wadah yang penting dalam membantu proses pembangunan masyarakat.


2.Apa hubungan organisasi dan manajemen?

Secara khusus hubungan manajemen dan organisasi mempunyai dua tugas utama yaitu efektivitas dan efisiensi, dimana :
a. Effective is to do the right something. Dimana efektif merupakan pencapaian tujuan atau target.
b. Efficient is to do the something right. sedangkan efisien adalah cara dalam mencapai tujuan atau taget tersebut dengan memperkecil pengeluaran atau pemborosan

3.Apa-apa yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan suatu organisasi?

Tata cara dalam membentuk suatu organisai adalah dengan partisipasi kita untuk mengumpulkan orang untuk turut ikut dalam kegiatan yang kita akan lakukan dalam mendirikan suatu organisasi.Seperti dalam mendirikan suatu organisasi kemahasiswaan untuk menjalin kerjasama antar seseorang di dalam suatu organisasi yang akan kita buat. Contohnya dalam pengesahan untuk mengizinkan mendirikan suatu organisasi dalam pembangunan universitas yang diberi nama “mapala universitas perjuangan”.Nama universitas yang akan didirikan pun, harus melalui persetujuan dan kesepakatan bersama dari berbagai pihak yang meliputi dari beberapa orang yang ikut bergabung dalam suatu organisasi.
Selain itu, pembentukan organisasi kemasyarakatan saat ini masih menggunakan UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi kemasyarakatan
Sehingga, untuk mendirikan organisasi kemasyarakatan selain partisipasi aktif masyarakat/anggota yang harus disiapkan adalah Anggaran Dasar Organisai dan Kemengurusan diawal berdiri.
Anggaran Dasar ini dapat disusun sendiri dengan ditandatangani oleh para pendiri, atau dibuat dihadapan notaris. Setau saya sampai saat ini Anggaran Dasar Ormas belum diharuskan dibuat dengan akta notaris, tapui kedepan akan kesana mengingat hampir seluruh organisasi sudah diwajibkan menggunakan akta notaris terakhir pembentukan koperasi yang harus menggunakan akta notaris.

Anggran Dasar tersebut memuat asas, fungsi, tujuan, hak dan kewajiban, keanggotaan, kepngurusan, kedudukan kantor pusat dan cabang, struktur organisasi, keuangan dll.

Hal terpenting yang diatur dalam UU Ormas tersebut adalah bahwa organisasi Kemasyarakatan berfungsi sebagai :
a. wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya;
b. wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
mewujudkan tujuan organisasi:
c. wadah peranserta dalam usaha menyukseskan pembangunan
nasional;
d. sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi
sosial timbal balik antar anggota dan/atau antar Organisasi
Kemasyarakatan, dan antara Organisasi Kemasyarakatan dengan
organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan
Rakyat, dan Pemerintah.

Organisasi Kemasyarakatan berkewajiban :
a. mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945;
c. memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Setelah memiliki Anggran Dasar dan struktur organisasi daftarkan ke Departemen dalam Negeri di bagian Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan secara langsung atau melalui notaris.
Disamping itu Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana UU No 8/85 yang saat ini sudah diajukan RUUnnya, saat ini banyak yang menggunakan badan hukum Yayasan UU No 28 Tahun 2004 tentang Yayasan sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat. Organisasi yang berbasis UU No 8/85 lebih pada kumpulan orang, sedangkan organisasi berbasis yayasan UU No 28 Tahun 2004 tentang Yayasan pada aktivitas sosialnya


4.Bagaimana menyikapi perbedaan-perbedaan dalam suatu organisasi?

Perbedaan dalam suatu organisasi sering kali tidak dapat dielakkan atau dihindari. Ada banyak hal yang dapat menyulut terjadinya perbedaan, dan untuk dapat mengatasi perbedaan kita perlu terlebih dahulu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perbedaan.
• Adapun faktor-faktor penyebab perbedaan tersebut adalah:
• Perbedaan kepribadian
• Perbedaan cara pandang
• Perbedaan tujuan dan kepentingan
• Perbedaan pemahaman
Solusi mengatasi perbedaan
Sebenarnya banyak cara yang dapat dilkukan untuk mengatasi perbedaan yang terjadi di tempat kerja. Berikut ini adalah cara-cara mengatasi perbedaan di tempat kerja.
1. Hindari sumber perbedaan
Setelah kita berhasil mengidentifikasi indikator perbedaan maka sedapat mungkin kita harus menjauhkan atau menghindari sumber perbedaan.
2. Netralisasi sikap
Bahwa sikap memihak pada salah seorang atau golongan yang sedang berselisih (mengalami perbedaan) akan mempertajam perselisihan atau perbedaan tersebut. Maka sikap yang paling tepat adalah netral atau tidak memihak dan bahkan diusahakan untuk menjadi mediator di dalam mengatasi perbedaan tersebut.
3. Ubah sikap kita
Kemungkinan terjadinya perbedaan dapat disebabkan oleh sikap salah seorang anggota kelompok atau organisasi yang dirasa tidak tepat oleh anggota/kelompok lain. Jika hal ini terjadi maka kita harus cepat dan tanggap untuk mengubah sikap kita.
4. Blending atau mengurangi perbedaan yang ada
Salah satu penyebab terjadinya perbedaan adalah karena adanya perbedaan pandangan atau kepentingan diantara anggota organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu kita harus berupaya untuk mengurangi adanya perbedaan-perbedaan tersebut, dan bahkan sedapat mungkin mengubah perbedaan tersebut menjadi sinergi yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi.
5.
Understanding (memecahkan masalah bersama-sama)
Suatu masalah akan dapat diatasi dengan baik, jika semua elemen atau pihak yang berada dalam organisasi tersebut dilibatkan dan berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan atau perbedaan yang terjadi.Demikian pula ditempat kerja, ada saja yang membuat kita tidak nyaman dalam bekerja. Teman sekerja itu bermacam-macam sifat kepribadiannya, ada yang senang mengkritik, menyalahkan, atau merasa dan ingin menaang sendiri. Hal-hal semacam inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan di tempat kerja, dan jika terjadi perbedaan di tempat kerja maka jalannya organisasi atau perusahaan akan terganggu. Oleh karena itu kita harus menghindari terjadinya perbedaan di tempat kerja, bahkan indikasi perbedaan hendaknya diusahakan untuk diubah menjadi kerja sama.


5.Ceritakan pengalaman anda dalam mengunjungi organisasi yang telah dimuat dalam tugas akhir mata kuliah ini!

Cerita pengalaman adalah merupakan pengalaman yang kebanyakan orang susah untuk dilupakan. Apalagi yang ada adalah pengalaman buruk apa lagi yang menyenangkan. Akan tetapi dalam kunjungan tugas oragnisasi yang kelompok kami lakukan adalah pada sebuah Lembaga Swasdaya Masyarakat atau sering kita dengar dengan sebutan LSM. Bagi saya pribadi, tak ada pengalaman menarik mengunjungi LSM itu, dikarenakan saya tidak turun langsung dalam kegiatan kersebut, hanya teman satu kelompok saya saja yang datang bertemu langsung dengan pengurus LSM tersebut.
Jadi hanya jadi tukang ketiknya mhe___
Akan tetapi setelah mlihat dan membaca hasil wawancara kepada LSM tersebut nampaklah ada hal yang membingungkan. Antara lain struktur ganda yang membingungkan, penjabaran tugas dan fungsi yang ngambang dan membingungkan dan masih banyak lagi yang membingungkan sehingga negtiknya setengah.
Dan setelah di koordinasikan dengan teman kelompok, dan partner kelompok mengkoordinasikan lagi struktur yang ada Alhamdulillah ada titik tenang dalam mengerjakan tugas meskipun masih ada lagi yang belum terlalujelas. Sehingga pengalaman yang amat sangat berharga adalah datang dan temui langsung karena itu akan menenangkan! bertanyapun bebas tanpa tekanan siapapun kalaupun yang di datangi banyak diamnya atau kasarnya disebut banyak cueknya maka itulah pelajaran berharga karena melatih kesabaran.